Prestasi terbesar saya tahun ini adalah:

- the biggest procrastinator ever
- Tukang telat
- Impulsif spender
- The worst time manager
- Unorganized
- clutter
- Indifferent...

What a mess... Dan the first ultimate winnernya adalah: Pemurung yang lebay.

Disebabkan oleh patah hati. Disebabkan hanya karena seorang laki-laki. Sepanjang tahun ini seolah digelayuti awan dan badai setiap hari. Sama seperti cuaca sepanjang tahun ini.

Kecewa bukan karena masalah hidup yang menghampiri, tapi tak lebih pada ketidakmampuan dalam mengontrol hidup sendiri. Sakit hati bukan karena dia yang tiba-tiba menghilang dan belum menepati janji, tak lebih dari aku yang membiarkan hati berharap pada sesuatu yang tak pasti...

Namun pada akhirnya, dipenghujung kecewa, saya bersyukur masih dikaruniai kesadaran bahwa saya telah melakukan banyak kesalahan. Mungkin hal pertama yang harus saya benahi terlebih dahulu adalah memperbaiki hubungan saya dengan Tuhan. Bahwa hingga sejauh ini, segala hal yang menimpa diri ini tak lain karena itulah jalan yang dibukakan olehNya.

Mudah-mudahan Tuhan memberi lebih banyak keleluasaan waktu untuk saya memperbaiki semuanya...

"In three words I can sum up everything I've learned about life: it goes on".
Robert Frost

Blogged with the Flock Browser

The Biggest Achievement of 2010

by on December 30, 2010
Prestasi terbesar saya tahun ini adalah: - the biggest procrastinator ever - Tukang telat - Impulsif spender - The worst time manager - Unor...
Orang berkata bahwa siapapun yang telah mengenal dirinya sendiri niscaya dia telah mengenali semua manusia.
Lalu ada pepatah juga yang mengatakan bahwa siapa mengenal dirinya maka ia menganal Tuhannya.

Namun aku malah ingin berkata, siapapun yang tengah mencintai seseorang, maka ia tengah berjuang untuk mengenali dirinya sendiri.

Mari Berkenalan

by on December 29, 2010
Orang berkata bahwa siapapun yang telah mengenal dirinya sendiri niscaya dia telah mengenali semua manusia. Lalu ada pepatah juga yang menga...



Come and go...
Meet and apart...
Away and home...
Found and Lost...
Born and dead...

Every existence seem gather with un-existence as its opponent. When something come into as a beginning, its exclaim its end and maybe also its middle. When we move forward our first step it's mean we already take a far away into the middle, than still keep making a new beginning. Seem like never ending cycle.

And I stand in this crossroad, trying to reckoning which way I must prefer

Should I...
... come or should I go
... meet or should I apart...
... away or should I home...
... found should I lost...
... born or should I dead...
"sad thing in life is that sometimes you meet someone who means a lot to you only to find out in the end that it was never bound to be and you just have to let go". Anonymous



Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati

Aku masih sendiri

Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi

Jangan tunduk!
Tentang aku dengan berani

Kalau kau mau kuterima kembali
Untukku sendiri tapi

Sedang dengan cermin aku enggan berbagi

- Sajak oleh Chairil Anwar-

Penerimaan

by on December 26, 2010
Kalau kau mau kuterima kau kembali Dengan sepenuh hati Aku masih sendiri Kutahu kau bukan yang dulu lagi Bak kembang sari sudah terbagi Jang...


Saya terlahir sebagai 'blasteran' heterozigot hasil persilangan dua galur murni. Bapak saya seorang Jawa aseli, lahir dan besar di Solo. Ibu seorang sunda tulen asal dari Tasikmalaya. Menurut dongeng dari sodara-saodara dari pihak ibu ada sedikit turunan chinese, yang entah dari generasi keberapa. Yang pasti itu menyebabkan ada sebagian dari anggota keluarga kami yang berkulit cerah dan bermata sipit. Salah satunya adalah saya.

Sebagai produk dua kultur -yang berbeda tetapi tetap satu jua- sering saya menemukan hal-hal menarik yang kemudian saya banding-bandingkan antara satu dan yang lainnya. Tapi tidak pernah sampai pada kesimpulan bahwa pihak satu jauh lebih baik dari pihak lainnya. Dan kalau hasil akhirnya saya cenderung menjadi 'sunda pisan' itu tentu saja karena hampir seluruh hidup saya dihabiskan di tanah Pasundan.

Dari kedua budaya ini ada suatu kebiasaan budaya itung-itungan untuk menentukan hari-hari penting seperti hajatan, mendirikan rumah, mencari pekerjaan, dll. sesuatu yang masih sifatnya wajib-dipake-kalo-ga-kualat-lo- baik oleh pihak keluarga bapak maupun ibu. Padahal menurut saya secara rasional semua hari itu baik untuk melakukan hal apapun selama tidak disertai niat jahat. Dan karena punya pemikiran begini ibu saya sering bilang: "Ulah nyarios kitu, pamali" (Jangan ngomong begitu, pamali).

Maka ketika tengah ramai gosip di lingkungan tetangga tentang sepasang tetangga yang rumah tangganya berantakan, saya pun nyeletuk: "...tuh pan, mesing diutang-itung ge angger we buntung...". dan ibu saya pun tak kalah sengitnya membalas: "... ngitung itu sebagian dari ikhtiar..."

Baiklah bunda, saya tidak akan membantah. Bukan soal ini saja yang saling bertolak belakang antara saya denga para tetua keluarga. tak jarang beda pendapat ini menimbulkan konflik orangtua-anak yang sering bikin hati kesal. Dan salah satu topik hangat yang menyangkut diri saya apalagi kalau bukan soal jodoh.

Seseorang pernah bilang bahwa apa yang terjadi pada diri saya saat ini (telat jodo) adalah akibat 'kualat' karena terlalu punya pikiran yang 'mahiwal'. Mahiwal artinya menyimpang, jauh keluar dari aturan mainstream yang dianut umum. Lalu salahkah saya kalau saya menjadi pribadi yang cenderung berbeda? Dan apakah ada jaminan jika saya hidup lebih 'nurut' maka nasib saya hari ini akan sama seperti apa yang dikatakan para tukang itung itu??

Mungkin memang beginilah nasib manusia yang lahir dari kondisi 'menengah'. setengah sunda-jawa. Bukan metropolis tapi ndeso juga kagak. Di rumah konservatif, pergi keluar jadi liberal... Konflik selalu lahir manakala dua kepentingan itu bertemu. Tapi dari setiap pertentangan selalu ada proses adaptasi untuk menemukan suasana yang bisa diterima oleh si aku tapi tetap tanpa mengurangi rasa hormat pada para senior. Cara paling mudah adalah diam jangan banyak membantah namun tetap menjadi diri sendiri. Pada beberapa situasi akan sangat sulit -terutama jika berhadapan dengan prinsip pribadi- tapi itu jauh lebih baik ketimbang berlama-lama perang saudara. Bertengkar dengan orang-orang terdekat itu sangat tidak menyenangkan.

In the end, I like stay in the middle. It feels warmer than being outsider
It's important to have more information before you say "no".

It's even more important to have that information before you say "yes".

Cek & Ricek

by on December 24, 2010
It's important to have more information before you say "no". It's even more important to have that information before yo...

"Some people think that it's holding on that makes one strong, Sometimes it's letting go." (Anonymous)


Ironi kehidupan adalah kita tidak selalu mendaptkan apa yang diinginkan. Setelah menentukan pilihan pun, keragu-raguan kadang menghadang di depan mata, membayangi hidup seakan ingin memastikan bahwa keputusan yang baru saja dipilih itu salah, tergoda oleh godaan salah atau benar, tidak pernah yakin mana yang tepat.


Katanya, ketika berhadapan dengan membuat sebuah keputusan, laki-laki bisa lebih logis ketimbang perempuan yang sering lebih mengandalkan perasaan. Dalam kasus saya, saya lakukan apa yang pada umumnya perempuan lakukan. Bingung, sedih, marah, kecewa dicampur aduk dalam dada. Pikiran meloncat kesana kemari mengikuti dorongan emosi. Ketika akhirnya hati mulai kelelahan dan menyerah, sisi maskulin saya baru bicara, dan kemudian mambimbing saya untuk segara mulai memilih dengan logika.


Dan pada akhirnya, Saya memang lebih memilih untuk 'menyerah'.


I surrender, but not give up.


Maybe because love is not a must, a win or lose situation, a right or wrong decision, a calculative mathematical stuff or something that is taken for granted. Maybe it's because it's all bout intuition. The victims (whoever that might be) didn't do anything to deserve it.


Well, I hope it's not a denial. I consider as good news for me...


Life is to choose!

Memilih Untuk Menang

by on December 24, 2010
"Some people think that it's holding on that makes one strong, Sometimes it's letting go." (Anonymous) Ironi kehidupan ad...
Jodoh. Dimanakah kamu berada??

Sebenarnya bukan karena masalah kriteria. Saya tidak pernah menerapkan standar yang terlalu tinggi-harus yang ganteng, yang pintar, yang kerjanya di kantor anu, yang duitnya banyak... Setiap jatuh cinta, bukan standar fisik yang membuat hati ini tergetar, tapi lebih sering pada standar 'hati'.

Dan itu justru mempersulit. Standar hati yang saya gunakan adalah perasaan sendiri, yang kadangkala lepas dari logika. Saya tergolong orang yang tidak mudah jatuh cinta. Tapi begitu perasaan itu terketuk, saya akan cinta mati luar biasa pada orang yang saya cintai. Fokus perasaan saya akan tertuju hanya pada satu orang itu dan menutup hati untuk cinta lain.

Bahkan pada seseorang yang saya tahu tidak memberikan harapan yang jelas di masa yang akan datang. Saya dengan relanya 'menunggu', rela bertahan demi untuk mendapatkan sebuah kejelasan, apakah saya akan bahagia ataukah tersakiti. Hingga akhirnya hati ini cape sendiri dan memutuskan untuk 'menyerah'.

Bodohkah saya?? Mungkin memang iya..
Usia saya sudah kepala 3, tapi fikiran masih ABG umur 13...


Tuhan menciptakan Anda sebagai jiwa yang dikasihi-Nya, yang tidak direncanakan untuk dinistai oleh orang lain atas nama cinta.

Jika dia mencintai Anda, dia tak akan mampu menyakiti Anda, atau merendahkan Anda, dan tidak akan mengkhianati Anda dan mengatakan bahwa Anda adalah sebab dari pengkhianatannya.

Perpisahan dari orang seperti itu adalah perpisahan emas.
The Golden Goodbye

Mario Teguh

Tepat Seperti Yang Aku Butuhkan

by on December 22, 2010
Tuhan menciptakan Anda sebagai jiwa yang dikasihi-Nya, yang tidak direncanakan untuk dinistai oleh orang lain atas nama cinta. Jika dia me...

Around my neighbourhood
[Maywood]

Mother, how are you today?
Here is a note from your
daughter.
With me everything is ok.
Mother, how are you today?

Mother, don't worry, I'm fine.
Promise to see you this summer.
This time there will be no delay.
Mother, how are you today?

I found the man of my dreams.
Next time you will get to know him.
Many things happened while I was away.
Mother, how are you today

[...]

Happy mother day to our beloved mother around the world

Mother How Are You Today

by on December 22, 2010
[Maywood] Mother, how are you today? Here is a note from your daughter. With me everything is ok. Mother, how are you today? Mother,...
Marriage is sort of taken as the public declaration of love. It's like standing up in front of your folks and saying, 'Love can work'.

There's something special about having a partner. But obviously, there's also an excitement in the world where I am confused by the darker stuff.
When I learn how couples fall apart, I see reflection of myself in that. You know, it's way easier to break up than to make up.

I respect marriage. A lot of people get together, get divorced, get together....
I think I should get married when I am ready to be in it forever.

I'll definitely get married and I won't get divorced.

On Marriage

by on December 22, 2010
Marriage is sort of taken as the public declaration of love. It's like standing up in front of your folks and saying, 'Love can work...
Menunggu kamu pulang.
Begitu kamu pulang kamunya pura2 amnesia.
Eh, sekarang malah ngilang.

Siyal!

Alasan Single

by on December 18, 2010
Menunggu kamu pulang. Begitu kamu pulang kamunya pura2 amnesia. Eh, sekarang malah ngilang. Siyal!
  1. The nice men are ugly
  2. The handsome men are not nice
  3. The handsome and nice men are gay
  4. The handsome, nice and heterosexual men are married
  5. The men who are not so handsome, but are nice men, have no money
  6. The men who are not so handsome, but are nice men with money think we are only after their money
  7. The handsome men without money are after our money
  8. The handsome men, who are not so nice and somewhat heterosexual, don't think we are beautiful enough.
  9. The men who think we are beautiful, that are heterosexual, somewhat nice and have money, are cowards
  10. The men who are somewhat handsome, somewhat nice and have some money and thank God are heterosexual, are shy and NEVER MAKE THE FIRST MOVE!!!!
  11. The men who never make the first move,automatically lose interest in us when we take the initiative.

NOW, WHO THE HELL UNDERSTANDS MEN?

"Men are like a fine wine. They all start out like grapes, and it's our job to stomp on them and keep them in the dark until they nature into something you'd like to have dinner with."
Rangkaian kata di bawah ini bukan tulisan saya. Saya menemukannya dalam hardisk, yang mungkin dulu saya kopas dari internet. Sumber aslinya tidak tau dari mana. Yang pasti rangkaian 'doa'-nya cukup mewakili apa yang sedang saya rasakan saat ini.

Walaupun terkesan cheesy, tapi saya pengen merepost ini. Maksudnya sih agar blog saya ini terkesan selalu punya postingan baru :D
Ini dia rangkaian kata itu:

Aku berdoa untuk seorang pria, yang akan menjadi bagian dari hidupku.
Seorang pria yang sungguh mencintaiMu lebih dari segala sesuatu
Seorang pria yang akan meletakkanku pada posisi kedua di hatinya setelah Engkau
Seorang pria yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untukMu
Seorang pria yang mempunyai sebuah hati yang sungguh mencintai dan haus akan Engkau dan memiliki keinginan untuk menauladani sifat-sifat AgungMu
Seorang pria yang mengetahui bagi siapa dan untuk apa dia hidup, sehingga hidupnya tidaklah sia-sia
Seorang pria yang memiliki hati yang bijak bukan hanya sekedar otak yang cerdas
Seorang pria yang tidak hanya mencintaiku tetapi juga menghormati aku
Seorang pria yang tidak hanya memujaku tetapi dapat juga menasehati ketika aku berbuat salah
Seorang pria yang mencintaiku bukan karena kecantikkanku tetapi karena hatiku
Seorang pria yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam tiap waktu dan situasi
Seorang pria yang dapat membuatku merasa bagai seorang wanita ketika berada di sebelahnya
Seorang pria yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya
Seorang pria yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya
Seorang pria yang membutuhkan senyumanku untuk mengatasi kesedihannya
Seorang pria yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna

Dan aku juga meminta :
Buatlah aku menjadi seorang perempuan yang dapat membuat pria itu bangga
Berikan aku sebuah hati yang sungguh mencintaiMu, sehingga aku dapat mencintainya dengan cintaMu, bukan mencintainya dengan sekedar cintaku
Berikanlah aku sifatMu yang lembut sehingga kecantikanku datang darimu bukan dari luar diriku
Berikan aku tanganMu sehingga aku selalu mampu berdoa untuknya
Berikanlah aku penglihatanMu sehingga aku dapat melihat banyak hal baik dalam dirinya dan bukan hal buruk saja
Berikanlah aku mulukMu yang penuh dengan kata-kata kebijaksanaanMu dan pemberi semangat, sehingga aku dapat mendukungnya setia hari, dan aku dapat tersenyum padanya setiap pagi

Dan bilamana akhirnya kami akan bertemu, aku berharap kami berdua dapat mengatakan "Betapa Besarnya Engkau Karena Telah Memberikan Kepadaku Seseorang Yang Dapat Membuat Hidupku Menjadi Sempurna"
Aku mengetahui bahwa Engkau menginginkan kami bertemu pada waktu yang tepat dan Engkau akan membuat segala sesuatunya indah tepat pada waktu yang Kau tentukan.
Mungkin aku harus kembali
terpekur
merapal dalam senyap
sejalan igir waktu
dalam urai kerinduan
dalam birunya hatiku

Agar kutemukan pijar api
dalam redup nyala lilin
Untuk menemukan kembali
jalan sejarah kita

Membaca Senyapmu

by on December 14, 2010
Mungkin aku harus kembali terpekur merapal dalam senyap sejalan igir waktu dalam urai kerinduan dalam birunya hatiku Agar kutemukan pijar ap...
Karena status ngambang itu ganggu banget!

Camkan itu wahai
gebetan tersayang!
:p

Women are like apples on trees. The best ones are at the top of the tree.


The men don't want to reach for the good ones because they are afraid of falling and getting hurt. Instead, they just get the rotten apples from the ground that aren't as good, but easy.


So the apples at the top think something is wrong with them. when in reality, THEY'RE amazing. They just have to wait for the right man to come along, the one who's brave enough to climb all the way to the top of the tree.

APPLES

by on December 13, 2010
Women are like apples on trees. The best ones are at the top of the tree. The men don't want to reach for the good ones because they ar...
Lagu jaman SD.
Tentang seseorang berharap terlalu tinggi pada sesuatu yang tidak mungkin dijangkaunya

[…]


KARUNYA
Yanti Aryanto

Karunya nya nya aduh karunya
Hayang ngapung ngawang-
ngawang teu bogah jangjang
Arek mipit bentang
nunenggang nu geulis
anggang ka sorang
Duh aduh karunya
Karunya nya nya aduh
karunya
Kahayang hanteu kadongkang
da puguh anggang
Najan hate hayang ka bulan
pamohalan rek kasorang
ngan ukur kahayang

Sok karunya kanu loba
kahayangna
Cinta palsu ngan saukur
saliwatan
Cinta monyet eta mah keur
kaulinan
Cinta nu asli cinta sajati
Karunya nya nya aduh
karunya
Kahayang hanteu kadongkang
da puguh anggang
Najan hate hayang ka bulan
pamohalan rek kasorang
ngan ukur kahayang

Karunya nya nya aduh
karunya
Hayang ngapung ngawang-
ngawang teu bogah jangjang
Arek mipit bentang
nunenggang nu geulis
anggang ka sorang
Duh aduh karunya
Karunya nya nya aduh
karunya
Kahayang hanteu kadongkang
da puguh anggang
Najan hate hayang ka bulan
pamohalan rek kasorang
ngan ukur kahayang

Sok karunya kanu loba
kahayangna
Cinta palsu ngan saukur
saliwatan
Cinta monyet eta mah keur
kaulinan
Cinta nu asli cinta sajati
Karunya nya nya aduh
karunya
Kahayang hanteu kadongkang
da puguh anggang
Najan hate hayang ka bulan
pamohalan rek kasorang
ngan ukur kahayang

Lebai-isme

by on December 11, 2010
Lagu jaman SD. Tentang seseorang berharap terlalu tinggi pada sesuatu yang tidak mungkin dijangkaunya […] KARUNYA Yanti Aryanto Kar...
Hari itu, dan berhari-hari sebelum hari itu aku punya perasaan tidak nyaman. Seperti menyadari bahwa sesuatu sudah bergeser tidak lagi pada tempatnya namun tidak pernah bisa mengerti apa jelasnya.

Akupun mencari tau. Mengecek kabar seseorang yang kutahu ialah penyebab rasa gelisah itu. Lalu akupun menjadi tahu...

Dia, yang terpisah jauh disana, pulang kembali kerumahnya. Dia pulang hari itu, pagi itu, tepat persis bersamaan waktunya dengan aku mencari-cari kabar tentang dia...

Dia pulang diam-diam tanpa memberitahuku dulu..

Lalu, setelah mengetahui kabar itu, pipi kananku tiba-tiba berkedut-kedut. Sangat keras, sangat nyata hingga aku bisa melihat denyutannya ketika bercermin...

Berhari-hari pipiku berdenyut...
Dan perasaanku, jiwaku berlaku lebih buruk. Hatiku seperti disiram air dingin lalu diseret dan dikurung dalam tempat yang gelap... Aku ketakutan dan kebingungan...

Bahkan hingga hari ini...

Hari ini setahun yang lalu

by on December 10, 2010
Hari itu, dan berhari-hari sebelum hari itu aku punya perasaan tidak nyaman. Seperti menyadari bahwa sesuatu sudah bergeser tidak lagi pada ...
jika ia sebuah cinta.....
ia tidak memaksa..
namun senantiasa berusaha..


jika ia sebuah cinta.....
ia tidak cantik..
namun senantiasa menarik..


jika ia sebuah cinta.....
ia tidak datang dengan kata-kata..
namun senantiasa menghampiri dengan hati..

jika ia sebuah cinta.....
ia tidak terucap dengan kata..
namun senantiasa hadir dengan sinar mata..

jika ia sebuah cinta.....
ia tidak hanya berjanji..
namun senantiasa mencoba memenangi..

jika ia sebuah cinta.....
ia mungkin tidak suci..
namun senantiasa tulus..

jika ia sebuah cinta.....
ia tidak hadir karena permintaan..
namun hadir karena ketentuan...

jika ia sebuah cinta.....
ia tidak hadir dengan kekayaan dan kebendaan.
namun hadir karena pengorbanan dan kesetiaan.

Tentang Sebuah Cinta

by on December 07, 2010
jika ia sebuah cinta..... ia tidak memaksa.. namun senantiasa berusaha.. jika ia sebuah cinta..... ia tidak cantik.. namun senantiasa ...

Artikel yang sangat menarik.

Saya muslim sejak lahir dan saya tidak sedang ingin menghakimi apapun tentang apa yang dicerikan dalam artikel ini. Hanya saja wacana ini membuat saya berkata, ya, mereka memang ada. Dan banyak.


 

Mereka. Teman-teman yang mempertanyakan Tuhan, tidak harus muncul di lingkungan kota metropolitan. Di kelas pelosok desa pun ada.


 

Saya punya teman. Tinggal di Tasikmalaya, kota yang terkenal dengan julukan kota santri. Mesjid, musola, madrasah mengepung tempat tnggalnya dan sebuah pesantren hanya berjarak 3 Km dari rumahnya.

Sepanjang bergaul dengan teman saya ini, saya, jarang bahkan belum pernah melihat dia solat. Pada bulan puasa pun ia dengan santainya makan dan merokok tanpa risih dengan sekitarnya. Menurut pengakuannya ia tidak pernah lagi melakukan ritual-ritual keagamaan itu setelah merasa 'dikecewakan' Tuhan. Dia bilang: "Saya tidak solat karena tidak menemukan apa manfaat dan tujuan manusia harus solat, puasa, dsb…. Tapi nanti jika suatu hari saya menemukan alasan yang memuaskan, saya akan lakukan itu semua…" jawabnya.


 

Saya pernah bertanya, takutkah ia kepada Tuhan. Dia hanya menjawab: "Saya tidak mau percaya dan bergantung pada sesuatu yang harus ditakuti…."


 

Well, setidaknya menurut saya, dia punya alasan kuat atas pilihannya. Yang aneh justru dari orang-orang yang ngakunya beragama. Percaya bahwa Tuhan itu ada, dan tidak pernah merasa dibikin patah hati oleh Tuhan. Tau bahwa perintah solat itu wajib, tapi tetap juga tidak solat… Tapi ketika ditanya alasan kenapa tidak solat, jawabannya pun tidak pernah jelas …


 

Feel dissapointed is better than indiferent??


 

[……..]


 


Embedded within Indonesia's constitution are the following two lines: "all persons have the right to worship according to their own religion or belief" and "the nation is based upon belief in one supreme God."
Placed side by side, it's almost as if those two lines take on a new meaning. Feel free to worship however you choose, but make sure you choose to worship.

However one interprets it, there is no question that inter-religious conflict is on the rise in Indonesia.
Recent confrontations over faith have been allowed to turn the ideal of tolerance on its head with violent and ugly results. And while finding common religious ground among those of different faiths has always been a delicate dance, it seems there are some people who are interested in changing the tune entirely. I n greater numbers than ever before, they are standing up and doing the unthinkable: they are proclaiming that they no longer have any religious faith at all.

They are members of a small community of non-believers, otherwise known as atheists, and it seems that many of them are no longer content being silent. More and more Indonesian non-believers are taking a stance against what they perceive is an archaic and repressive system.
Of course, this being Indonesia, these outspoken non-believers are still relatively few and many choose to mull their rational queries quietly in their own minds rather than submit themselves to becoming outcasts and freaks in their own neighborhoods, communities and even among their own families and friends. Still, despite the overwhelming odds, the rank of non-believers is growing — largely thanks to the Internet which offers an anonymous meeting place where non-believers can gather without the fear of reprisal.

By utilizing social networking tools such as blogs and Facebook groups, Indonesian non-believers are discovering that there is a considerable amount of like-minded people in the country. Some of these social networking-based collectives include Indonesian Atheists, Indonesian Freethinkers and Indonesian Atheist Community, just to name a few. Most of the Web sites are run by outspoken, young men who do not shy away from letting it rip with some of the most lively and heated discussion boards on the Internet. Most of the sites also have a fair share of scholarly articles on topics related to atheism and like-minded beliefs including universalism, existentialism, agnosticism, and the like. Whatever you call it, the sheer number of people visiting these sites indicates that they have become a gathering ground for all sorts of people and opinions, most of which fall squarely into the less-than-conventional category by Indonesian standards.

Graduate School student Karl Karnadi is a 27-year-old non-believer who co-founded the online community Indonesian Atheists and has become an outspoken proponent of atheism. After two years of existence, his online group has more than 400 members. Karl explained the process of building an online community as a means of "survival" for Indonesian non-believers, calling his site "a safe haven."

"We share stories regarding the difficulties and discrimination we face for being non-religious and we support and console each other. The discussions, debates, sharing and learning process that we receive from our community makes us stronger and, therefore, better able to deal with discrimination we face in our daily lives," Karl said.

For Karl, the rules set up by Indonesian establishments are senseless and forceful. He is baffled by laws that make religion a prerequisite to being a an official member of the society.
"One would wonder why we have to be a member of a religion before we can marry. We are similarly forced to choose a religion on our ID cards. By law, we cannot publicly criticize a religion or religious beliefs in general," Karl said.
"I refuse to submit to such restrictions which I view as a clear violation of my human rights."

Qosbil Alc, who co-founded Indonesian Atheists along with Karl, said he holds no personal disdain for religion or religious groups. What he dreads are fundamentalist groups' increasing hold on the country.
"I regret the existence of those fundamentalist groups who, since the Reformation Era began 12 years ago, have increased their influence on the country's politics," he said.

Like most Indonesian non-believers, both Karl and Qosbil had religious upbringings. Karl was raised in what he refers to as "a very religious" Christian household, while Qosbil came from an "un-harmonious" Muslim family.

"At some point in my life I began to read a lot about science, skepticism, rationality and about the many diverse types of religions in the world. What I found out was that, while there are many religions out there, they all basically consist of the same dogma and teaching that says you should not question anything that religion tells you," Karl said.

Qosbil said that prior to the worldwide spread of social networking Internet sites like Facebook, he had to endure the baffled queries of family members and friends who considered him a Muslim but did not understand why he never went to the mosque on Fridays or took part in fasting.

Rizky Tanuwijaya, 22, is an active member of various online communities including Indonesian Atheists. He fancies himself an existentialist, which means he does believe in a spiritual god but does not consider himself a "pure atheist." Raised as a Hindu, Rizky found himself unable to stop questioning his faith as he grew older.
"When I was a child, I was taught ancestral beliefs, which consisted of worshipping Bodhisattvas and the like," Rizky said.

Once he discovered books written by the likes of Christian existentialist Soren Kierkegaard as well as Jean Paul Sartre, Nietzsche and Jacques Derrida, Rizky decided to put his religious days behind him. To say the least, spreading the word is an uphill battle. Even a cursory glance at the message board of any of the online community shows that for every intelligent back-and-forth or urbane discussion, there are 10 posts that defame, threaten and insult.

Karl understands where such derision for atheism springs from, and he is out to face it head on. "Religion in Indonesia is definitely on the rise. There are even movements to make Indonesia a country of Sharia law," he said. Karl argues that those who think that religious teaching is the solution to all problems are wrong. He claims that all one needs to do is look at the recent tension between Christian and Islamic factions in Jakarta. According to Karl, the incorporation of religious law into the government (which includes the Anti-Pornography Law and many Sharia-inspired regional laws in various provinces and cities) would "exacerbate the religious tension between Muslims and non-Muslims."

For Karl, the issue goes back to the danger of bowing down to religion-based laws which "lead the country to a system of deluded policy making."
Karl said his main fear is that public policy will one day be made based not on fact, but on blind obedience to holy scriptures. "That is a great danger to Indonesia that all of us have to prevent."


For Karl, Qosbil and the other non-believers and alternative-thinkers, living in a religious country like Indonesia will never be without its challenges. But they also all firmly believe that the benefits of being an atheist in Indonesia outweigh the hardships of being considered outcasts.
"The reality is, the more you learn and question things, the harder it becomes to believe in religious dogma," Karl said.
"One can choose to believe in something because they were taught to believe in it. But I choose to keep questioning things because I want to progress. This is my path to a happy life."

  1. Uang bukan segalanya. Masih ada Mastercard dan Visa
  2. Kita seharusnya menyukai binatang. Mereka rasanya lezat.
  3. Hematlah air. Mandi di bawah shower bersama kekasih kita.
  4. Dibelakang setiap pria sukses ada seorang wanita hebat. Di belakang setiap pria yang tidak sukses ada dua.
  5. Setiap orang seharusnya menikah, setelah itu kebahagiaan bukan satu-satunya dalam hidup.
  6. Orang bijaksana tidak menikah, setelah menikah mereka menjadi bijak sana
    bijak sini.
  7. Cinta itu photogenic. Dia memerlukan tempat gelap untuk berkembang.
  8. Pakaian itu adalah pagar pelindung. Pagar seharusnya melindungi tanpa menghalangi pemandangan yang indah.
  9. Semakin banyak berlajar, semakin banyak yang kita tahu. Semakin banyak yang kita tahu, semakin banyak yang kita lupa. Semakin banyak yang kita lupa semakin sedikit yang kita tahu. Jadi kenapa kita sibuk belajar?
  10. Masa depan tergantung pada impian kamu. Maka pergilah tidur saja sekarang.

10 Pepatah kuno

by on December 06, 2010
Uang bukan segalanya. Masih ada Mastercard dan Visa Kita seharusnya menyukai binatang. Mereka rasanya lezat. Hematlah air. Mandi di bawah s...

"… I don't understand a God who would let us met if there is no way we could be together…" (City of Angels)

Jika segalanya begitu mudah untuk dimengerti, maka sejatinya kehidupan itu telah berakhir tanpa makna.

Mungkin memang dibutuhkan satu 'sentuhan malaikat' agar rela melepaskan segala 'rasa'...

Ikhlas...

Touched by An Angel

by on December 05, 2010
"… I don't understand a God who would let us met if there is no way we could be together…" (City of Angels) Jika segalanya beg...
If...we can cry at happiness,

We shall laugh at pain.


Penggalan artikel berikut dikutip dari sebuah situs islami:

"Terlahir sebagai wanita bukanlah satu hal yang harus disesali, karena justru banyak wanita yang merasa bangga sebagai wanita. Diciptakannya laki-laki karena wanita, atau lebih tepatnya wanita diciptakan karena memang laki-laki akan hidup kesepian tanpa wanita (baca: kasih sayang dan ketentraman). Bahwasannya Allah sangat memahami kebutuhan laki-laki (Adam) akan hadirnya wanita yang bersamanya Allah sematkan kasih sayang, kedamaian dan ketentraman hidup, maka Dia pun menciptakan makhluk yang bernama wanita (Hawwa) yang diambil dari salah satu tulang rusuk lelaki."

Saya wanita.
dan saya sedang mencari lelaki
yang kehilangan salah satu tulang rusuknya
karena 'dibikin' jadi saya

;)

Bersyukur Menjadi Wanita

by on December 03, 2010
Penggalan artikel berikut dikutip dari sebuah situs islami: "Terlahir sebagai wanita bukanlah satu hal yang harus disesali, karena ju...
Desember, setahun yang lalu..
Awal ragu.. Abu-abu..

Genap sudah setahun. Membiarkan hidupku menggantung pada sesuatu yang ragu. Mengambangkan harapan pada sesuatu yang kuharap sempurna.

Tuhan. Kau maha tahu awal akhir sesuatu.
Bimbing aku Tuhan.
Agar aku tahu apa yang kumau...

Desember Abu

by on December 02, 2010
Desember, setahun yang lalu.. Awal ragu.. Abu-abu.. Genap sudah setahun. Membiarkan hidupku menggantung pada sesuatu yang ragu. Mengamban...