Menikmati sendiri

Yes, I'm a loner.
I like being alone
sometime.

Sendiri? Beneran? Ya iya,

kemana-mana sendiri, enjoying every minute I spent alone.
Biasanya sih lebih ke pergi ke suatu tempat baru,mencari suasana lain. Sekilas terdengar biasa aja, tapi menurut saya ini beda. Buat kebanyakan orang,mereka lebih memilih pergi ke tempat yang baru dengan tujuan
menghindari kepenatan, seringkali menghilangkan esensi menjadi sendiri itu, sehingga faktor kenyamanan buat mereka menjadi sangat penting, akibatnya ritual itu menjadi mahal.Ada kalanya benar, namun menurut
saya, ada alasan lain yang membuat konsep menyendiri ini beda. Berjalan ke suatu tempat yang baru, bertemu dengan orang baru, mempelajari sikon yang baru dan beda dari keseharian, merupakan inti dari
menyendiri.Karena ngga ada yang mengerti kemauan kita selain kita sendiri. Kita bisa pergi ke suatu tempat, makan, pakai baju, bergaul, tanpa harus menghabiskan waktu berargumen dulu.Menjadi diri kita sendiri pada waktu tertentu itulah esensinya tidak ada kepura-puraan menikmati segala tanggapan dan respon dari lingkungan.
Introspeksi adalah suatu alasan lain dari konsep menyendiri, menelaah kesalahan kita, mencoba mencari jalan keluarnya, yang tidak melulu lewat pemikiran kita, tapi lebih kepada belajar dari alam, dari lingkungan.
Seorang ibu-ibu tua penjual nasi pincuk tanpa dia sadari, pernah memberikan suatu pelajaran... "Aku bekerja karena memang manusia itu harus bekerja. Aku sakit kalau nganggur. Menganggur adalah bersahabat dengan setan. Kerja selalu ada kalau kita mau mencarinya. Jangan mau menganggur, sampai kita mati," katanya seakan ahli filsafat.Kembali ke tempat yang lebih merakyat seperti kembali ke pangkuan masa lalu yang sudah lebih dulu mengakrabi saya. Sendiri berada di dalamnya membuatnya lebih mudah untuk berbaur. Jadi, ngapain takut jalan sendiri, nikmatin aja setiap meter yang dijalanin.

No comments: